CITRA PEREMPUAN DALAM PUISI BARAT
Oleh: Nuriadi Sayip
Di Barat, cinta yang non material itu dikenal dengan istilah "Cinta Platonis" (Platonic Love). Ah, jadi ingat puisi Inggris yang berjudul "Love's Alchemy" karya John Donne (penyair Inggris) pada abad ke-17.
Pada saat yang sama cinta fisik (material) yang menyatukan juga sudah berkali-kali digambarkan sebagai penyatuan diri dalam satu ikatan fisik dan bathin yang digambarkan begitu indah melalui metafor-metafor alam seperti dalam puisi "Love's Philosophy" karya P.B. Shelley, penyair Inggris lainnya di era Romantisisme abd ke-19.
Namun terlepas material atau non material, semua tersatukan dalam semangat spiritualitas. Semangat spiritualitas yang saya maksud adalah Kesadaran.
Jadi cinta yang dibangun dari kesadaran akan membawa rasa keteduhan dan penerimaan dari masing-masing.
Tidak ada sikap posesivitas yang berlebihan!
Dalam teori feminisme, ada dua konsep memang yang dipertunjukkan dan dipertentangkan sebagai dasar berpikir pergerakannya. Yaitu konsep Good Woman dan New Woman.
Konsep Good Woman adalah citra dan ajaran yang dibangun oleh para tokoh-tokoh di masa lalu. Perempuan yang baik, yang bakti dan bertugas menjaga ranah domestik dan menjadi sosok Ibu bagi semua. Penggambaran ini dengan detail dilukis oleh Elizabeth Chandler dalam puisinya yang berjudul "Woman" pada awal abad ke-19. Inilah citra yang teraplikatif ke dalam kesadaran teologis.
Namun kaum Feminis tidak memandang hal itu lagi sebagai sebuah "keistimewaan". Mereka ingin berwujud sebagai New Woman, yang harus diperlakukan setara dan bisa apa saja sebagaimana laki-laki di ranah publik. Dia ingin menjadi imam untuk laki-laki. Seminimal-minimalnya, dia ingin berposisi atau diposisikan sebatas partner kolaboratif dengan laki-laki dan lalu berhak atas diri laki-laki seutuhnya
Mengapa terjadk pergeseran perubahan dalam peradaban? Menurut saya, yang membuat perubahan itu adalah paradigma berpikir manusia yang terkondisikan oleh tren dan semangat zaman. Paradigma itu bisa berupa kemajuan intelektual dan teknologi. Gerakan feminisme adalah ekspresi saja dari kemajuan intelektual yang kemudian membangun kesadaran baru sejak abad ke 19 di Seneca Falls New York. Itu pun sebagai puncak dari pemikiran-pemikiran yang terus berkembang, salah satunya oleh Mary Wollstoncraft tahun 1792 Dalam karyanya yang berjudul "Vindication of the Rights of Women".
Salah satu puisi sonnet yang ditulis oleh Robert Frost (penyair Amerika abad ke-20), perempuan itu digambarkan/dimetaforkan laksana: "The Silken Tent" (Tenda Sutra) di tengah padang lapangan di siang hari yang terik.
She is as in a field a silken tent
At midday of sunny summer breeze
...
Perempuan digambarkan lembut tapi mahal seperti sutra yang di dalamnya tempat bernaungnya laki-laki. Tatkala terik panas, di dalamnya terasa sejuk. Tatkala dingin di luar, di dalamnya terasa hangat.
Dan perempuan seperti itu adalah laksana tenda yang dibangun dari tiang pemancang (pinnacle central cedar pole) yang kokoh dan selalu tegak menjulang ke atas, ke Tuhannya/keyakinannya.
Sekian!
Labuapi, 22 November 2025
CATATAN MALAM dari hasil chat diskusi di grup Whatsapp
CITRA PEREMPUAN DALAM PUISI BARAT
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
November 22, 2025
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar