MENCARI TUHAN
George Fox, seorang pendiri ajaran sekte agama Kristen Protestan di Inggris pada abad ke-17. Lalu berkembang maju di Amerika, bahkan di seluruh dunia, setelah itu hingga saat ini. Bertahun-tahun dia gelisah mencari ajaran agama yang paling esensial dan sesuai dengan yang diinginkan. Dia adalah seorang Seeker sejati. Awal mulanya dia mencari kebenaran agama adalah karena Fox tidak puas dengan model ajaran agama yang terlalu formalistik.
Hingga Fox akhirnya memutuskan sendiri untuk bersemedi di tengah gelisahannya, setelah dia berkali-kali keluar masuk ajaran agama yang ditawari oleh para tokoh agama kala itu.
Dalam persemediannya, dia akhirnya mendapatkan petunjuk atau pencerahan. Bahwa Tuhan itu dekat. Tuhan itu ada di dalam dirinya. Yang dibutuhkan adalah meyakininya saja.
Akhirnya, tahun 1647 dia berani mengatakan ke orang-orang bahwa Tuhan itu adalah The Inner Light, atau The Inward Light atau juga disebutnya The Christ Within. Atas dasar inti keyakinannya inilah, kaum Quaker sll memposisikan orang2 lain siapapun tanpa peduli perbedaan latar belakangnya, mereka sll.menghargai dan memposisikan dirinya secara setara, sbg teman, dan senantiasa mengedepankan keadilan karena di dalam diri orang2 itu ada Tuhan. Merendahkannya berarti sama dgn merendahkan Tuhan.
Dengan keyakinan penuhnya itu, Fox mengajak dan mengajar pengikutnya untuk meyakini bahwa Yesus Kristus itu tidak mati di penyaliban. Tuhan itu ada di kalbu setiap manusia. Akhirnya ajarannya itu berkembang sejak saat itu dengan nama The Religious Society of Friends, atau The Friends. Kadang juga disebut sebagai The Quakers. Hingga akhirnya ajarannya menjadi sekte atau denominasi baru dalam agama Kristen, selain Episcopal, Anabaptist, Amish, Presbytarian, dll.
Apa esensi dari cerita di atas?
Pencarian pada kebenaran agama itu perlu dan penting dilakukan. Namun pencarian itu akan berhenti tatkala hati atau kalbu sudah menemukan pencerahan berupa keyakinan penuh. Maka, jika sudah menemukan itu, maka yakinilah. Janganlah diperdebatkan. Karena setiap kali diperdebatkan, maka akan menimbulkan pertanyaan demi pertanyaan.
Dalam titik ini, ajaran agama yang mencerahkan itu adanya di keyakinan yang didetakkan kalbu. Keyakinan yang menghantarkan kita Tenang, Damai, Sentausa. Itulah esensi dari keyakinan itu. Maka akhirnya kita sudah berposisi seperti para Wali Allah serupa kira-kira George Fox yang diceritakan di atas.
Dalam agama Islam, jika dibandingkan dengan penemuan George Fox di atas, adalah serupa Sirrullah bernama Nur Allah dalam diri setiap manusia. Itulah The Inner Light dalam istilahnya Fox tadi. Tugas kita hanya satu: masuklah ke dalam bathinmu, temui dia. Dia yang Hua atau Dia yang Anta, atau Dia yang Ana. Caranya, berusahalah buka tabir dan lapis kalbu itu dengan Zikir Sir. Zikir yang diam. Bersemedi. Maka, pelan tapi pasti, tabir-tabir itu akan terbuka, dari lapis Sadr, lapis Fuad, lapis Irfan, lapis Lub. Ketika sudah menemui lapis terdalam, maka berdebat dan bertanya sudah dirasa tak guna. Yang ada hanyalah nikmat.
Yaa ayyuhannas, ud khulu fissilmi kaaffah
(Wahai manusia, masuklah ke dalam agamamu secara utuh menyeluruh).
Sekian
Rahayu 🙏
MENCARI TUHAN
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Desember 01, 2025
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar