KEMANFAATAN BUKU "KAUM QUAKER AMERIKA" BAGI PEMBACA INDONESIA

KEMANFAATAN BUKU "KAUM QUKER AMERIKA"  BAGI PEMBACA INDONESIA

Oleh: Nuriadi Sayip

Puji syukur kepada Tuhan, buku saya  yang berjudul "Kaum Quaker Amerika dalam Penegakan Prinsip Kemanusiaan (HAM)" akhirnya bisa terbit pada akhir November 2025. Sebuah buku (berisi 400 halaman) yang saya anggap sebagai "Masterpiece"  karena ia merupakan hasil penelitian S3 saya, disertasi saya, saat menempuh kuliah doktoral di Prodi S3 Pengkajian Amerika di FIB UGM sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 silam. Disyukuri sekali bahwa berkat kajian ini saya bisa lulus studi doktoral kala itu dengan predikat summacumlaude. 

Secara umum buku ini memaparkan fakta konsistensi kaum Quaker atau Kaum Teman (the Friends) melakukan perjuangan dan pembelaan hak-hak dasar kaum minoritas seperti kaum Afro-Amerika, kaum Indian, dan kaum Perempuan dari tindakan perbudakan, okupasi, "ethnic cleansing" , diskriminasi, subordinasi, dan sebagainya. Bagi Quaker, mereka harus diberi hak hidup, hak kebebasan, keadilan, dan nondiskriminasi di wilayah Amerika. Hak-hak inilah kemudian dipadankan sebagai prinsip-prinsip kemanusiaan (HAM) itu. 

Dalam konteks ini, buku ini menyajikan fakta tersebut melalui pendekatan interdisipliner ala American Studies. Buku ini mulanya berangkat dari kajian teks sastra, yang selanjutnya dikombinasikan dengan disiplin hukum, antropologi, sosiologi, sejarah, dan bahkan teologi Kristen. Artinya data-data dari disiplin ilmu lain dipakai ketika mengkaji puisi, esai atau pamflet, pidato, ataupun surat yang ditulis oleh tokoh-tokoh Quaker seperti John Woolman, John Witthier, Sarah Grimke, Angelina Grimke, Elizabeth Chandler, Lucretia Mott, dan sebagainya.

Mungkin jika kita melihat dari judulnya, buku ini tidaklah begitu menarik karena hanya fokus pada kajian budaya Amerika. Ini sangatlah wajar. Namun, satu hal yang bisa dikatakan bahwa setelah membaca buku ini, pembaca bisa mendapat pengetahuan luas terkait bagaimana perjuangan prinsip kemanusiaan (HAM) itu sangat berat dan membutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun. Hal ini terjadi karena yang diubah adalah pola pikir dan atau kesadaran masyarakat. Di sinilah, pembaca bisa menarik secuil inspirasi betapa untuk mengubah budaya itu memerlukan perjuangan intensif dan massif.

Nah, kaum Quaker, dalam konteks ini, berposisi sebagai salah satu entitas masyarakat yang tercerahkan yang berjuang secara konsisten di dalam menyuarakan penegakan prinsip kemanusiaan tersebut. Pikiran dan gerakan ini bahkan menjadi "nafas" eksistensinya sejak kehadirannya di Amerika Serikat yang kemudian menjadi salah satu sekte atau denominasi agama Kristen Protestan. Pendirinya adalah seorang pemuka agama dari Inggris bernama George Fox.
 
George Fox, seorang pendiri ajaran sekte agama Kristen Protestan di Inggris pada abad ke-17. Lalu berkembang maju di Amerika, bahkan di seluruh dunia, setelah itu hingga saat ini. Bertahun-tahun dia gelisah mencari ajaran agama yang paling esensial dan sesuai dengan yang diinginkan. Dia adalah seorang Seeker sejati. Awal mulanya dia mencari kebenaran agama adalah karena Fox tidak puas dengan model ajaran agama yang terlalu formalistik. 

Hingga Fox akhirnya memutuskan sendiri untuk bersemedi di tengah gelisahannya, setelah dia berkali-kali keluar masuk ajaran agama yang ditawari oleh para tokoh agama kala itu.

Dalam persemediannya, dia akhirnya mendapatkan petunjuk atau pencerahan. Bahwa Tuhan itu dekat. Tuhan itu ada di dalam dirinya. Yang dibutuhkan adalah meyakininya saja. 

Akhirnya, tahun 1647 dia berani mengatakan ke orang-orang bahwa Tuhan itu adalah "The Inner Light" , atau "The Inward Light" atau juga disebutnya "The Christ Within" . Atas dasar inti keyakinannya inilah, kaum Quaker sll memposisikan orang-orang lain siapapun tanpa peduli perbedaan latar belakangnya, mereka selalu menghargai dan memposisikan dirinya secara setara, sebagai teman, dan senantiasa mengedepankan keadilan karena di dalam diri orang-orang itu ada Tuhan. Merendahkannya berarti sama dengan merendahkan Tuhan.

Dengan keyakinan penuhnya itu, Fox mengajak dan mengajar pengikutnya untuk meyakini bahwa Yesus Kristus itu tidak mati di penyaliban. Tuhan itu ada di kalbu setiap manusia. Akhirnya ajarannya itu berkembang sejak saat itu dengan nama "The Religious Society of Friends", atau "The Friends". Kadang juga disebut sebagai "The Quakers" . Sebutannya yang terakhir ini mulanya sebagai sebutan ejekan namun justru sebutan ini yang lebih terkenal di dunia. Hingga akhirnya ajarannya, Quakerisme, menjadikannya sebagai sekte atau denominasi baru dalam agama Kristen, menyamai sekte-sekte Episcopal, Anabaptist, Amish, Presbytarian, dan lain-lain. Tercatat, ada lebih dari 100 sekte Kristen Protestan di Amerika.

Apa esensi dari cerita di atas?
Pencarian pada kebenaran agama itu perlu dan penting dilakukan. Namun pencarian itu akan berhenti tatkala hati atau kalbu sudah menemukan pencerahan berupa keyakinan penuh. Dengan demikian, jika sudah menemukan itu, maka yakinilah. Janganlah diperdebatkan. Karena setiap kali diperdebatkan, maka akan acap kali menimbulkan pertanyaan demi pertanyaan. 

Dalam titik ini, ajaran agama yang mencerahkan itu adanya di keyakinan yang didetakkan kalbu. Keyakinan yang menghantarkan kita Tenang, Damai, Sentausa. Itulah esensi dari keyakinan itu. Maka akhirnya kita sudah berposisi seperti para Wali Allah serupa kira-kira George Fox yang diceritakan di atas.

Dalam agama Islam, jika dibandingkan dengan penemuan George Fox di atas, adalah serupa Sirrullah bernama Nur Allah dalam diri setiap manusia. Itulah "The Inner Light" dalam istilahnya Fox tadi. Tugas kita hanya satu: masuklah ke dalam bathinmu, temui dia. Dia yang Hua atau Dia yang Anta, atau Dia yang Ana. Caranya, berusahalah buka tabir dan lapis kalbu itu dengan Zikir Sir. Zikir yang diam. Bersemedi. Maka, pelan tapi pasti, tabir-tabir itu akan terbuka, dari lapis Sadr, lapis Fuad, lapis Irfan, lapis Lub. Ketika sudah menemui lapis terdalam, maka berdebat dan bertanya sudah dirasa tak guna. Yang ada hanyalah nikmat. 

"Yaa ayyuhannas, ud khulu fissilmi kaaffah" (QS. 2: 208)
Yang artinya: Wahai manusia, masuklah ke dalam agamamu secara utuh menyeluruh.

Singkatnya, dengan membaca buku "Kaum Quaker Amerika dalam Penegakan Prinsip Kemanusiaan (HAM), pembaca dapat memeperoleh: Pertama, pengetahuan mendalam tentang bagaimana proses penegakan prinsip HAM di Amerika sejak abad ke 17 hingga menjelang abad ke-20 dan menjadi butir-butir penting dalam Amandemen-amandemen Konstitusi Amerika pada abad ke-19 dan inspirasi para tokoh dunia dalam perumusan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948). Kedua, setelah membaca buku ini, pembaca dapat memperoleh inspirasi betapa ajaran agama dan keyakinan itu sangat kuat mempengaruhi visi misi hidup seperti yang ditunjukkan kaum Quaker dengan keyakinannya pada "The Christ Within"  yang berada hidup selalu di setiap individu manusia. Keyakinan Quakerisme-nya menjadi "driving force" dari dalam diri para Quaker. Kaum Quaker ini kurang lebih seperti para penganut sufisme dalam tradisi Islam di Indonesia. Ketiga, dengan membaca buku ini, pembaca bisa melihat lebih jauh kondisi masyarakat Indonesia yang sangat kental dengan ajaran agamanya. Bahwa masyarakat Indonesia menjalankan kehidupannya ternyata sangat dipengaruhi oleh ajaran agama yang dianutnya. Artinya, keyakinan dan ideologi berkelindan dengan pola kata dan perilaku serta pandangan hidup mereka. Keempat, dengan membaca ini pembaca bisa menemukan fakta-fakta sosiologis dan historis pada era sebelum abad ke-20 tentang bagaimana para intelektual tercerahkan memperjuangkan hak-hak kaum minoritas melalui publikasi tulisan dan gerakan sosial dalam rangka mendobrak sistem kaum kulit putih yang dominan dan patriarkis. Memag kaum laki-laki ber-ras kulit putih pada masa itu menjadi kelompok yang paling mengendalikan sistem sosial, budaya, dan politik. Serta yang terakhir, kelima, dengan membaca buku ini, pembaca bisa memahami pengaplikasian tentang konsep.serta pola penerapan teori interdispliner dalam kajian budaya yang diawali melalui kajian teks-teks sastra. Ini penting sehingga pembaca bisa mencontohinya di dalam melakukan penelitian dengan topik-topik serupa. 

Sekian
Rahayu 🙏

Mataram, 29 Nopember 2025
KEMANFAATAN BUKU "KAUM QUAKER AMERIKA" BAGI PEMBACA INDONESIA KEMANFAATAN BUKU "KAUM QUAKER AMERIKA" BAGI PEMBACA INDONESIA Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on November 29, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.