HUJAN BERCINTA

Hujan gemericik mencium tanah
Tampak terdengar terburu-buru
Dengan suara mendengus 
Meluapkan rindu yang memagma
Yang telah lama menggantung 
Dalam rahim awan yang berlipat-lipat

Dilihatnya hamparan tanah bagaikan pipi perawan yang putih mulus semerbak kasturi
Dilihatnya pepohonan serupa bulu kuduk yang memancarkan gairah
Dilihatnya gunung laksana lentik jari-jemari yang menarikan tarian Bali menggamit

Harum tubuh yang dibanjiri mimpi-mimpi
Tentang Romeo dan Juliet yang tetiba disetujui orang tuanya duduk di kuwade
Tentang Jaka Tarub yang dikelilingi bidadari, terbang menuju sang Tanah yang Dijanjikan

Hujan tiada henti-hentinya mengisi relung sang perawan yang kini telah ikhlas sebagai pertiwi
Bagi mentari yang sebentar lagi lahir dengan kulit merah berseri
Yang menjadi pertanda hati telah menyatu
Tanpa sekat ruang dan waktu.

Mataram, 20 April 2022
HUJAN BERCINTA HUJAN BERCINTA Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on April 20, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.