kita sama sama merasakannya
hari yang spesial dan dianggap spesial
pada kala itu
aku membutuhkan orang yang istimewa hadir
engkau pun sama
aku membutuhkan hanya orang yang spesial yang sedapat mungkin kuajak bicara
engkau pun demikian.
kita sama sama menikmatinya
waktu yang datang setahun sekali
penanda banyak hal tentang kehadiran kita sebagai manusia
memijakkan tanah yang serupa ibu menyayangi kita
menjunjung langit yang serupa ayah
mengayomi kita
kita menafasi ruh yang mewujud dalam diri
sehingga kita hidup dan menghidupi semua.
kita sama sama mengalaminya
janganlah engkau berputus asa pada mereka
ornag tua dan saudara terkasih
tidak sama sekali mengucapkannya
tak usahlah kita berputus harap, sayang
yakinlah bahasa jiwanya yang melekati raga kita sudah mengucapkannya
meski kita tidak pernah tau kapan itu terucap
dalam doa mereka, kadonya telah terungkap
dan dengan nyinyiran mereka, kita telah menjadikan kita semakin menjadi manusia:
merdeka, berdikari, dan dewasa
sehingga kita pantaslah menjadi tumpuan mereka
untuk menggantungkan harga diri dan nama baik keluarga.
kita sama-sama menjiwainya
bahwa sepanjang hari dan malam ini
kita adalah raja dan ratu
yang pantas duduk bersanding
menikmati bunga bunga dan makanan mewah
yang disuguhkan dayang dayang
tapi kita berdua tidaklah demikian
karena sejatinya kita tidak mau itu semua
yang kita butuhkan adalah bahasa rasa kasih sayang
yang tulus dan murni
dari balik bahasa verbal serupa secarik ucapan: selamat ulang tahun
maka ijinkan aku mempersembahkannya
melalui henbusan hawa angin yang menembus laut pasifik
dalam hitungan detik
sehingga rasa itu masih tetap engkau rasakan di balik detak jantungmu sebelum bibirku terkatup selesai mengucapkannya, sayang
"tuchme rabdik tahai"
sungguh, aku benar benar merasakan rahman tuhan padamu.
Mataram, 23 September 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar