*KASIHAN IRAN*
*(Berdikari di Tengah Deruan Badai)*
Oleh: H. Nuriadi Sayip
Setelah terjadinya perang Iran vs Israel, mata kita, mata dunia, tampaknya mulai terbuka lebar siapa sih sebenarnya Iran ini? Selama ini yang kita tahu negara ini adalah negara Islam dengan aliran Syiah yang menekankan pada kepemimpinan Imamah (teokratis) jalur keturunan Ali bin Abi Thalib ra. Selain itu, kita lebih cenderung mengetahui kalau Iran adalah satu-satunya negara yang paling pemberani melawan Barat terutama Amerika Serikat. Mungkin itu saja yang paling mencolok yang kita tahu tentang Iran. Padahal masih banyak sekali yang baik serta menarik yang layak diketahui terutama lanskap sosial budayanya yang unik dan eksotik.
Dalam situasi memanasnya perang Iran vs Israel ini, Iran benar-benar berdiri sendiri di dalam melawan kekuatan Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara NATO. Betul, Iran memang didukung oleh Rusia, China, dan Korea Utara. Namun, posisi dukungan mereka masih sebatas retorika saja. Belum dalam wujud aksi nyata, yang paling tidak yang masuk di pemberitaan dunia sebagaimana aksi-aksi Amerika Serikat terhadap Israel.
Secara geopolitis, Iran dikelilingi oleh negara-negara yang berafiliasi kuat dengan Amerika Serikat di Timur Tengah. Negara-negara Arab khususnya benar-benar bergantung atau dibuat bergantung pada Barat. Bahkan mereka menjadi Allies dan Proxy Barat terutama Amerika. Sekarang, baru terlihat secara jelas betapa negara-negara Arab ini telah menyediakan wilayahnya sebagai pangkalan-pangkalan militer Amerika. Ada sekitar 50 ribu tentara yang mengelilingi Iran, yang kini siap-siap menyerbu Iran. Semua itu berada di pangkalan militer Amerika lengkap dengan jet-jet tempurnya. Bahkan 200 pangkalan militer Amerika Serikat di dunia telah siaga juga, termasuk merapatnya kapal-kapal induk ke Timur Tengah siap menyerang pula.
Meskipun demikian faktanya, Iran tidak pernah gentar. Iran berdiri kokoh dan siap melawan arogansi Barat dan Israel. Meskipun berkali-kali disanksi dan diembargo oleh Barat, Iran tidak pernah lemah atau melemah. Justru diam-diam membangun kekuatannya sendiri. Dan sekarang terlihat dengan jelas betapa kekuatan Iran dan kecanggihan persenjataannya melawan Israel. Semua mata terbelalak karena Iran sudah berevolusi menjadi negara adi daya di Timur Tengah. Dia dengan gagah berani melawan arogansi Israel dan Barat demi membela kehormatan negara dan bangsanya. Dia tidak mau dijajah dan ditundukkan dengan segala hal atau alasan dari Barat. Dia benar-benar menancapkan ideologi dan prinsip Islam sebagai motivasi eksistensialnya.
Memang betul Iran bisa menjadi negara kuat dan berprinsip begitu karena secara historis Iran adalah negara besar. Iran itu adalah bangsa Persia. Persia saat puncak keemasannya menguasai hampir separuh dunia. Kita tahu betapa berkuasanya kekaisaran Sassania menguasai dunia, sebelum Islam hadir. Lalu setelah Islam berkembang, betapa bangsa Persia begitu berpengaruhnya sejak tahun 700 hingga 1400 sehingga membantu berkembang pesatnya kekhalifahan Abbasiyah dan Ummayah. Kekuatannya tidak hanya dilihat dari kehebatan militernya tetapi juga kemajuan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuannya. Dia bisa diruntuhkan ketika kalah perang oleh bangsa Romawi, tatkala konflik internal kekaisaran sering tak terbendung.
Meskipun demikian, Iran telah mewarisi karakter dan kedigdayaan Persia, nenek moyangnya. Iran telah menjadikan negaranya sebagai negara teokratis Islam paling sukses hingga saat ini. Jiwa-jiwa kebangsaan Persia yang berideologi Islam benar-benar menjadi visi ideologis dan karakter mereka sehingga bisa menjadi negara yang berdikari atau independen di saat dunia sedang didominasi Barat. Dia tidak mau bergeming tatkala diiming-imingi bantuan Barat. Iran menghormati negara-negara yang menghormati keberadaannya. Dia mau bekerja sama dengan negara lain atas dasar "win-win coporation" dan "mutual resoect" dengan semangat kesetaraan.
Meskipun demikian, faktanya, kini Iran benar-benar menjadi musuh bersama dan seterusnya dibenci oleh Barat. Namun, Iran adalah negara yang punya dignitas tinggi. Iran tidak perduli perduli para pembencinya karena Iran sudah mampu.menentukan takdir dan jalan hidup mereka. Kini, Iran ingin berperan luas pada dunia. Iran ingin membangun kekuatan Poros Timur bersama Rusia dan China sebagai penyeimbang kekuatan Barat. Meskipun begitu, Iran tetaplah menjadi bidikan utama kekuatan Barat karena Iran-lah negara yang masih dianggap lebih lemah dibanding Rusia ataupun China. Namun, saya yakin Iran akan tetap eksis seperti sekarang karena dia masih memiliki senjata utama yakni "semangat juang dan dignitas tinggi sebagai bangsa besar" yang telah diwariskan oleh bangsa Persia, nenek moyangnya. Kini, ia terbukti mampu berdikari di tengah deruan badai dan dentuman kekuatan dominasi Barat. Semoga rasa simpati dan/atau kasihan kita pada Iran memotivasi kita untuk meniru semangatnya dalam memajukan negara/bangsa kita Indonesia tercinta.
Mataram, 25 Juni 2025
KASIHAN IRAN: Berdikari di Tengah Deruan Badai
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Juni 25, 2025
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar