Tak kusangka jalan meliuk-liuk dengan belukar berduri
Mengkait, mengikat langkah yang terseok
Menghalau, menutup setiap tatapan mata ke depan
Jalan yang sungguh panjang, makin terjal terasa
Sekujur tubuh berat bergerak
Aku butuh tongkat
Yang mampu menjadi tunjeng yang seiring sejalan membantu kaki melangkah
Aku butuh suluh
Yang mampu menjadi penentu arah setapak yang kian asing
Jalanku masih seperti semula
Namun perjalanan yang amat panjang
Puncakmu tampak dekat di bawah sana
Namun lika-liku yang mencuram tertutup pepohonan rimba
Tuhan, masih adakah Engkau di sana?
Masih sabarkah Engkau mendengar keluh kesahku?
Kumohon, iya, kumohon Tuhan. Engkau masih di sana. Ujung nurani yang memujiMu dengan detakan jantungku
Aku ingin Engkau menjadi tunjeng dan suluhku yang sejati
Sepanjang kala melintasi rimbanya rimba ini
Hanya sekedar untuk bertengger di puncak impian
Karena ini adalah amanah abdiku Tuhan
Dari inaq dan amaq yang selalu menyiramkan kasihnya kepadaku
Ridhoi, Tuhan!
Hanya dengan cara ini aku bisa membuktikan kalau aku bisa menjadi anak mereka yang setia menghamba kepadaMu.
Mataram, 19 Februari 2022
PERJALANAN RIMBA
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Februari 19, 2022
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar