MALAM INI
Tak kusangka angin akan bertiup kencang
Menembus dadaku malam ini
Aku tak mampu bernafas seketika
Hingga bintang di langit pun berkedip
Seakan mengarahkanku berjalan,
Melepas rasa takut yang menebal
Aku berjalan, menembus pekat
Ke peraduan Sang Putri yang temaram
Dalam liputan rasa gemetar, kutapaki pintu mimpinya
Yang ternyata dia sedang terpipih sunyi
Kutatap sorot matanya yang redup
Seakan berbisik tentang jeritan hati
Yang selama bulanan ia simpan
Tentang kepedihan hidup berjalan sendiri
Tentang ganasnya semesta yang kini menjadi srigala kekuasaan
Kucoba mengecup keningnya
Sembari berbisik bahwa esok hari mentari pasti terbit
Dan malam yang menghimpit pekat akan segara pergi
Saat itu pula pesta srigala akan pasti berakhir
Kupegang dadanya yang berdegup kencang
Seakan magma yang ganas hendak melumat karang
Dalam desisku, kuyakini dia
Bahwa sejatinya masa akan berganti
"Bersabarlah sayang, tetaplah berjalan dalam ketulusan
Engkau tidak sendiri. Engkau masih kuperisai sehingga tetap aman
Dengan doa-doaku yang kupanjat di makam-makam wali
Rasa sayangku selalu dibawa angin untuk memberimu selimut di tengah lelapmu
Maka teruslah bermimpi
Buncahkan pedihmu dalam jeritan-jeritan cintamu.
Karena waktu ini adalah milikmu, hanya kamu".
"Malam ini menjadi terminal perjalanan
Tentang kisah kita yang berjalan laksana labirin
Tentang hati yang bertaut sejak lama
Yang selalu diikat oleh lagu Surrender
Yang pertama engkau kirimkan tengah malam kala jiwa kita masih meraba
Sebelum engkau benar-benar pergi ke tanah Disney Land
Tempat engkau membangun Dream of Success
Laksana Kaum Pilgrims yang mulai bermimpi di Playmouth dahulu
Sekarang tidurlah sayang. Dekaplah mimpimu!
Biarkan anjing menggonggong, engkau tetap berjalan dalam tulusmu".
Labuapi, 22 Desember 2024
MALAM INI
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Desember 22, 2024
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar