HATI

*HATI*

Oleh: Nuriadi Sayip

Ijinkan saya menulis sedikit terkait Hati sembari menyeruput kopi hitam dan rokok class mild setelah sholat Taraweh berjamaah bersama keluarga di rumah, Kawan.

Di sela-sela asap mengepul sehabis tersedot di bibir, pikiran saya melayang memikirkan soal Hati. Hati manusia yang sejatinya bukan hati berwujud Lever, tapi hati yang berwujud jantung, jika dimaknai secara pemahaman agama.

Kawan, ada apa dengan hati (jantung) manusia ini? Ternyata ia lah pusat (pusar) atau kutub dari segala drive dan gerak hidup diri seorang manusia.  Ah, jadi teringat sebuah puisi singkat yang ditulis oleh penyair Inggris yang bernama William Blake yang berjudul "The Sick Rose". Berikut bunyinya:

O rose, thou art sick!
The invisible worm 
That flies in the night
In the howling storm

Has found out the bed
Of crimson joy;
And his dark secret love
Does thy life destroy.

Dalam puisi ini, Blake hendak mengatakan bahwa  hati (jantung) yang dimetaforkan dengan "bed" (yang berarti leksikal 'ranjang' dan 'gundukan tanah' dalam ilmu botani) merupakan tempat yang palimg privatif dan sekaligus sebagsi tempat akar hidup. Apabila ia sudah dikunjungi oleh manusia lain, maka ia sudah tidak privatif lagi. Serta, apabila ia sudah ditemui dan disusupi cacing yang terbaws angin malam yang berderu, maka akar tetumbuhan seperti mawar di puisi itu akan pelan-pelan sakit dan binasa.

Dari penggambaran ini, sangatlah terlihat betapa hati (jantung) merupakan hal yang paling inti dalam hidup nafas setiap manusia. Oleh karenanya, hati (jantung) harus terus dijaga untuk terus hidup. Dengan cara apa? Yaitu dengan cara senantiasa mengkoneksikannya dengan Sang Pemilik Hati, Sang Maha Hidup, yang bernama Nur Allah. 

Dalam Islam, Rasulullah pernah bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya di dalam jasad/tubuh manusia ada segumpal daging, yang apabila ia sehat (baik), maka seluruh jasad akan sehat (baik), dan apabila ia sakit (buruk), maka seluruh tubuh akan sakit (buruk). 

Kawan, menurut ulama sufi, hati (jantung) itu terdiri dari sekalian lapis. Yang lapis-lapisnya itu saling berkait satu dengan yang lain sebagai sebuah kesatuan yang utuh laksana lapisan bawang. Semua lapis adalah isinya. Hati (jantung) itu serupa: "Bayaanul fakri bain al Sadr wal qolaab wal fuad wal luub". Yang artinya, hati (jantung) manusia itu terdiri diri dari lapis: (1) As-Sadr, yaitu lapisan pertama berupa dada yang mana jantung itu terlindungi, lalu (2) Al-Qulub, yaitu tempat serupa wadah kolam cahaya Ilahi, lalu (3) Al-Fuad, yang di dalamnya adanya cahaya Ilmu Allah, serta (4) Al-Luub, yang merupakan pusat jantung yang paling inti. Yang mana di dalamnya terdapat "sirrullah" yang paling hakiki yang selau hidup sepanjang hayat manusia. 

Kawan, jika kita menelisik pesan Rasulullah melalui hadist beliau di atas, betapa Rasulullah SAW sudah sangat mafhum di mana letak kesejatian hidup manusia ini. Maka, marilah kita jaga hati dengan pertama-tama menghadirkan "mahabbah" (rasa cinta yang penuh kesadaran dan tanpa syarat) untuk menerima segala lika liku hidup yang sudah ditakdirkan Allah setelah itu kita hadirkan jiwa dan sikap "tawakkal" (rasa berserah diri) sehingga kemudian terwujud dalam filosofi dan perilaku kita untuk bersyukur dan ikhlas menerima setiap cobaan dan kenikmatan hidup kita. Itu semua akan bisa hadir jika kita ingat dan menjalankan perintah Firman Allah dalam QS. Al-Baqoroh ayat 162 yang berbunyi: "Fazkurni azkurkum wazkuruuli walaa takfuruuun". Yang artinya kurnag lebih: Maka ingat/berzikirlah terus kepadaku, sehingga Aku ingat kepadamu, serta bersyukurlah, janganlah kalian kafir atas nikmatKu. Maka, marilah kita mencoba menghidupi hati (jantung) kita dengan rasa mahabbah melalui kalimah zikir dan sekaligus terus berpikir positif sebagai implementasi syukut kita kepada Allah. Semoga dengan cara itu, kita bisa mencapai derajat takwa dan menjadi manusia yang baik di mata Allah dan di mata manusia. Amiin ya robbal alamiin.

Wallahualam bissowab. Waah, kopiku sudah dingin. Ijin...saya sruput kopi dulu.

La Resort, 19 Maret 2024 
HATI HATI Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on Maret 27, 2025 Rating: 5

Post Comments

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.