*SANGKAN PARANING DUMADI*
Oleh: Nuriadi Sayip
Kawan, sebentar lagi hari keriangan akan segera tiba. Hari Raya Idul Fitri, demikian namanya. Adalah momentum kita, umat muslim, merayakan suasana fitriah kita yang sebelumnya sebulan penuh kita melaksanakan ibadah puasa Romadhon.
Sesungguhnya, hari raya itu adalah penanda atas kegembiraan manusia yang sudah memahami asal usulnya dan tujuannya hidup di dunia. Dalam filosofi Jawa, manusia itu dianjurkan memahami Sangkan Paraning Dumadi-nya. Sangkan artinya asal usul, Paraning artinya tujuan, dan Dumadi artinya Hidup. Dengan kata
lain, Idul Fitri adalah momentum untuk memperkuat arti diri mengapa dia hidup di dunia dan untuk apa dia hidup.
Kawan, untuk bisa memahami seperti demikian, bathinnya harus bening sebening air yang muncul dari mata air Gunung Rinjani. Tanpa ada campur rekayasa pikiran dan nafsu yang lawamah, sufiyah, dan amarah. Maka, untuk ini, umat muslim dianjurkan supaya terus bertasbih, bertahlil, bertahmid, dan bertakbir di sepanjang waktu menjelang sholat Idul Id bahkan sesudahnya. Bukan semata-mata ucapan-ucapan itu sebagai wujud kebahagiaan, tetapi lebih dari itu untuk mempertegas kebersihan bathinnya supaya memahami asal usul dan tujuan hidupnya yang difilosofikan sebagai Sangkan Paraning Dumadi itu.
Dalam ajaran Islam, filosofi Sangkan Paraning Dumadi ini kurang lebih bisa disandingkan dengan makna ayat Al-Quran yang berbunyi: Innalillahi wainna ilaihi rojiuun. Ayat ini bisa dimaknai dengan pemahaman bahwa sesungguhnya segala hal datangnya dari Allah dan akan kembali lagi kepadaNya jua.
Lalu dengan momentum Idul Fitri tersebut, cara yang sangat dianjurkan untuk memaknai Sangkan Paraning Dumadi itu adalah dengan (1) memancangkan niat dan semangat untuk saling maaf-memaafkan dan (2) membentangkan niat dan semangat silaturrahim ke segenap keluarga, handai taulan, tetangga, dan bahkan ke leluhur kita yang telah meninggal, serta (3) bersedia untuk saling berbagi dan mendoakan di antara sesama.
Kawan, setakat dengan cara-cara di atas, maka kebeningan hati dengan sendirinya akan melahirkan keluhuran budi pekerti dan energi positif yang berkobar dalam jiwa umat muslim bersamaan dengan rasa kegembiraan sepanjang hari Lebaran. Pada titik inilah puncak rasa bergema. Pada momen inilah senyum merekah disertai dengan penampilan cerah mempesona terhamparkan. Serta pada saat inilah, jiwa dan kesadaran Sangkan Paraning Dumadi tengah bergemuruh di dalam bathin setiap muslim. Bahwa dengan itu seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang "fitrah" (yang suci, bersih, penuh ketaatan) yang sejatinya hidup berikut dengan segala pencapaiannya tercipta atas sebab asal usulnya sebagai hamba yang baik-baik dan sebagai anak manusia dari nasab yang baik-baik pula, dan seterusnya ia akan kibarkan sebagai semangat untuk melanjutkan alur hidupnya setelah momentum Idul Fitri itu usai. Hingga kelak, ia akan memahami kesejatian tujuan hidup adalah fitrah, yang asalnya kita adalah fitrah dan bertujuan untuk kembali fitrah, kelak di sisi Allah.
Jogjakarta, 30.Maret.2025
#CatatanPenghujungRamadhan
SANGKAN PARANING DUMADI
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Maret 30, 2025
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar