JENUH

tak ada mata yang tak berkedip
di setiap masa yang bernafas
menikmati semburat mentari pagi yang terbit malu-malu.

hei, masihkah dunia ini bisa digapai?
karena keraguan kini menyelinap di relung asa
hei, masihkah bulan itu mau bersinar menyinari hamparan raga?
karena jarak telah menjelaga tebal pekat tanpa terlintasi

mungkin, jenuh telah menjelma menjadi manusia robot
yang menguasai setiap pelepah asa
iya, jenuh harus diisi oleh air tresna yang bening
yang membersihi setiap jelaga jarak yang makin terasa sumir
jika tidak, maka jenuh benar-benar merajahi
segenap raga dan rupa yang dinafasi.

(Jakarta, 17 Agustus 2019)

JENUH JENUH Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on Oktober 19, 2019 Rating: 5

Post Comments

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.