Jika bukan karena ajakan yang tulus
Tak akan mungkin kaki ini melangkah
Menjejakkan tapak elesan yang ditutupi dedaunan kering
Lalu menanjak, mendaki di atas undakan akar sampai waktu yang menggulita
Melampah menunduk dengan tongkat kayu di sela semak belukar di bawah pohon tinggi mencakar awan
Aku datang menemui apa yang orang cari
Ke puncakmu, tempat bersemayam sang wali yang dikenal sebagai Penghulu Alim
Tempat orang-orang yang pertama mengakui kebesaranNya, yang menjadi akar pohon wangsa Sasak
Di petilasan masjidnya, aku bersila dalam derap nafas yang berjuang menggumuli lentik ranting pepohonan kelokos
Dalam dengungan rapal serupa zikir dan sholawat
Aku menderapkan kibasan kulub yang menyemburatkan irama mahabbah
Yang teralaskan "abduhu warasuluhu"
Di balik sapuq hitam legam mereka membawaku pada sebuah labirin yang secara kasat mata tidak ada apa-apa
Namun mata batin yang bening mendedah semua tampak rimba adalah kota
Aku larut dalam tafakkur
MemujiNya mengikuti jejak mereka yang menjadi penghuni abadi di sana
Di sela-sela tiupan angin mereka manyapa ramah sembari menyuguhkan hidangan kedamaian yang mengembunkan jiwa
Hingga air pancuranmu yang membasahi raga adalah pemarkah, engkau menerimaku luluh
Mataram, 9 Nopember 2021
BATUA, sebuah Perkenalan
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
November 09, 2021
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar