Detak-detak hujan menghujam tanah
Basah, seketika rimbunan anggrek yang sejak kemarin menari-narikan kelopaknya
Langkah-langkahku terus berpijak
Pada pualam suspen cerita yang mengalir deras bagai air bah
Gedebuk! Suara menggelegar
Halilintar menyambar semua
Pohon menjulang lungkrah terbenam dengan pucuknya menghujam bisul cacing tanah
Aku terhenyak! Gemeretak nyaliku menatap!
Adalah kesenyapan hati menjadi murka
Dengan mega berwarna pekat dengan sembilu kilat merajah
Aku tergagap! Aku meringis! Aku terkulai!
Di balik tubuh yang terkapar di sela hujan yang kian menderap
Denting-denting piano dengan suara indah menyapa syarafku
Iya, denting lagu All of Stars
Yang aku kenal sejak dua tahun silam
Lagu yang menyeringai hati menjadi rabi
Dalam kesetiaan pemberi mimpi
Tentang hidup yang menemukan ujung labirin arus waktu
Tempat di mana tanpa kilat, tanpa halilintar, tanpa hujan yang membawa sunyi;
Tempat di mana Niagara adalah istana megah, bersemayamnya bidadari yang membawa tongkat prestasi
Aku terbangun lagi! Untuk kali ini, aku benci bangun!
Karena bangun itu adalah ujung mimpi yang sirna dibawa aliran hujan yang kian berdetak memekakan jiwa.
Mataram, 19 Nopember 2021
DETAK HUJAN
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
November 19, 2021
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar