ANGIN BERTIUP
Angin bertiup kencang lempeng
Menyapu dahaga yang beku
Di palung jiwa yang tak berangka
Tak punya hati, tak punya empati
Semua ambruk, lepas ambiyar!
Menjadi puing-puing asa yang bersisi
Yang diharap hanya secercah cahaya perdu
Dari puncak Himalaya, menyorot luka yang bengkak
Yang kini mulai tampak di sela anyir berserakan
Angin, antarkan getir ini menjadi pesan
Kepada dia yang masih memendam rindu bagai bara dalam tungku yang berdinding kaca.
ANGIN BERTIUP
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Juli 01, 2022
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar