“STANZAS FOR THE TIMES – 1844”, PUISI KARYA JOHN WHITTIER

 
Pada dasarnya, berbicara tentang perbudakan, ada tiga isu yang muncul sebagai topik atau tema yang diangkat oleh John Whittier di dalam penulisan puisinya, yaitu penolakan atas perbudakan, penolakan atas perdagngan budak, serta dukungannya terhadap budak pelarian. Pelarian dalam hal ini, menurut John Whittier, merupakan salah satu cara yang efektif dan berani yang dilakukan oleh para budak untuk mencapai kebebasan atau kemerdekaannya sebagai manusia sejati, yang tentu otomatis adanya akuisisi HAM dalam diri para budak dimaksud. Terkait dengan hal ini, puisi ini sebenarnya ditulis oleh John Whittier sebagai ekspresi atas dukungannya terhadap pelarian budak serta sebaliknya kecamannya atas tindak penghalangan terhadap pelarina budak itu. Puisi ini diterbitkan di dalam kumpulan puisinya yang berjudul POEMS by John Greenleaf Whittier, yang diterbitkan oleh Hurst and Company Publishers di New York.

Puisi ini sebagai reaksi personal John Whittier setelah dia membaca tuduhan atau dakwaan yang diberikan John L. Brown dari South Carolina yang dihukum pada tanggal 25 April 1844 karena dia telah membantu pembebasan atau pelarian seorang budak perempuan.

John Whittier memandang orang yang menghukum John Brown ini sebagai orang yang ateis atau orang yang tidak beragama, sehingga orang ini melakukan dakwaan atau mpenghukuman berdasar pada dorongan nafsu saja. Dakwaan itu tidak bersesuaian dengan ajaran Kitab Suci.

Pada stanza kedua, secara jelas John Whittier tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan oleh Dr. Junkin dan Alexander McCaine, dua pendeta atau pemuka agama dari Methodist, yang menyatakan bahwa perbudakan itu sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Bagi John Whittier, hal ini merupakan tindakan yang memalukan.

Terkait dengan anti-perbudakan, John Whittier mengajak para abolisionis atau masyarakat Amerika secara umum untuk bertindak, untuk berbicara melalui tindakan. Hal ini merupakan cara yang paling real dan efektif bagi pembebasan para budak. Dengan tindakan ini, kemenangan untuk membebaskan budak dapat semakin menjadikan para pembela perbudakan malu. Bertindak dan bertindaklah dengan kata-kata Tuhan, kata John Whittier, untuk menghancurkan rantai perbudakan ini. Bentuk tindakan yang dimaksud oleh John Whittier ini adalah berupa filantrofi atau bantuan langsung sebagaimana yang ditunjukkan oleh John Brown dalam memfasilitasi pelarian seorang budak perempuan di atas. dalam sejarah, bentuk bantuan seperti ini disebut dalam bantuan dalam sistem Underground Railroad.

John Whittier menyatakan bahwa jiwa yang hidup dan benar untuk kebebasan para budak adalah bagian yang harus ada dalam setiap abolisionis. Tidak hanay di situ saja, John Whittier pun mempertegas bahwa jiwa yang hidup (atau bersesuaian dengan ajaran Kitab) ini seharusnya ditunjukkan melalui lidah (ucapan), polpen (tulisan), suara serta doa para pejuang pembebasan budak ini. To do is to succeed, kata John Whittier. Artinya, optimisme atas perjuangan untuk kebebasan budak ini harus tetap ada. Wujud dari kesuksesan itu ialah the smile of God. Mengapa John Whittier menyatakan demikian? Karena dia meyakini bahwa perjuangan untuk pembebasan budak ini diberkahi atau sejalan dengan kebenaran Kitab Suci. Dan kesuksesan atau kemenangan dalam perjuangan ini cepat atau lambat akan diraih. 

Stanzas for the Times Is this the land our fathers loved,
The freedom which they toiled to win?
Is this the soil whereon they moved?
Are these the graves they slumber in?
Are we the sons by whom are borne
The mantles which the dead have worn?

And shall we crouch above these graves,
With craven soul and fettered lip?
Yoke in with marked and branded slaves,
And tremble at the driver's whip?
Bend to the earth our pliant knees,
And speak but as our masters please?

Shall outraged Nature cease to feel?
Shall Mercy's tears no longer flow?
Shall ruffian threats of cord and steel,
The dungeon's gloom, the assassin's blow,
Turn back the spirit roused to save
The Truth, our Country, and the slave?

Of human skulls that shrine was made,
Round which the priests of Mexico
Before their loathsome idol prayed;
Is Freedom's altar fashioned so?
And must we yield to Freedom's God,
As offering meet, the negro's blood?

Shall tongue be mute, when deeds are wrought
Which well might shame extremest hell?
Shall freemem lock the indignant thought?
Shall Pity's bosom cease to swell?
Shall Honor bleed?- shall Truth succumb?
Shall pen, and press, and soul be dumb?

No; by each spot of haunted ground,
Where Freedom weeps her children's fall;
By Plymouth's rock, and Bunker's mound;
By Griswold's stained and shattered wall;
By Warren's ghost, by Langdon's shade;
By all the memories of our dead!

By their enlarging souls, which burst
The bands and fetters round them set;
By the free Pilgrim spirit nursed
Within our inmost bosoms, yet,
By all above, around, below,
Be ours the indignant answer,- No!

No; guided by our country's laws,
For truth, and right, and suffering man,
Be ours to strive in Freedom's cause,
As Christians may, as freemen can!
Still pouring on unwilling ears
That truth oppression only fears.

What! shall we guard our neighbor still,
While woman shrieks beneath his rod,
And while he trampels down at will
The image of a common God?
Shall watch and ward be round him set,
Of Northern nerve and bayonet?

And shall we know and share with him
The danger and the growing shame?
And see our Freedom's light grow dim,
Which should have filled the world with flame?
And, writhing, feel, where'er we turn,
A world's reproach around us burn?

Is't not enough that this is borne?
And asks our haughty neighbor more?
Must fetters which his slaves have worn
Clank round the Yankee farmer's door?
Must he be told, beside his plough,
What he must speak, and when, and how?

Must he be told his freedom stands
On Slavery's dark foundations strong;
On breaking hearts and fettered hands,
On robbery, and crime, and wrong?
That all his fathers taught is vain,-
That Freedom's emblem is the chain?

Its life, its soul, from slavery drawn!
False, foul, profane! Go, teach as well
Of holy Truth from Falsehood born!
Of Heaven refreshed by airs from Hell!
Of Virtue in the arms of Vice!
Of Demons planting Paradise!

Rail on, then, brethren of the South,
Ye shall not hear the truth the less;
No seal is on the Yankee's mouth,
No fetter on the Yankee's press!
From our Green Mountains to the sea,
One voice shall thunder, We are free!
“STANZAS FOR THE TIMES – 1844”, PUISI KARYA JOHN WHITTIER “STANZAS FOR THE TIMES – 1844”, PUISI KARYA JOHN WHITTIER Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on Maret 17, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.