“THE FAREWELL OF A VIRGINIA SLAVE MOTHER TO HER DAUGHTERS, SOLD INTO SOUTHERN BONDAGE”: PUISI KARYA JOHN GREENLEAF WHITTIER
Puisi ini adalah salah satu puisi yang ditulis oleh John Whittier yang diterbitkan dalam buku kumpulan puisinya yang berjudul POEMS, by John Greenleaf Whittier, diterbitkan oleh Hurst and Company Publishers, di New York. Puisi ini merupakan ungkapan keprihatinan atau simpati John Whittier sendiri terhadap kejadian ‘perdagangan budak’ yang terjadi di daerah Virginia. Keprihatinannya ini tentu menjadi bagian dari sikap antipati atau ketidak-setujuannya terhadap parktek perbudakan dan perdagangan budak karena hal ini bertentangan dengan ajaran agama atau keyakinannya serta melanggar aspek kemanusiaaan universal seperti yang diyakininya dan berlaku sejauh ini. aspek kemanusiaan universal ini konkretnya adalah aspek HAM yang disebut juga sebagai hak-hak alamiah.
Dalam puisi ini, John Whittier menceritakan ungkapan bathin seorang ibu budak (kaum Negro) yang tidak kuasa di dalam mempertahankan anak-anaknya dari upaya perdagangan budak. Ketidak-kuasaannya mempertahankan anak-anaknya ini disebabkan oleh tidak adanya hak dan kebebasan hidup (HAM) yang dimiliki oleh seorang ibu itu. dia hanyalah seorang budak. Budak berarti hanya sebagai property majikannya (kaum kulit putih). Pada kondisi ini, perdagangan budak amat sangat tidak manusiawi atau tidak berperasaan sedikit pun. Budak hanyalah ibarat seperti binatang peliharaan.
Seorang ibu budak ini hanya mampu berkata kepada anak-anaknya, seperti yang diwakilkan oleh John Whittier di dalam puisi tersbeut, supaya mereka “pergi dan pergilah”, dan mengikuti apa yang diminta oleh para majikan. Anak-anaknya yang dijual itu diminta untuk menahan semua siksaan, berupa cambukan yang tidak berhenti-henti, pemaksaan dan perlakuan sewenang-wenang dari majikan-majikan mereka, mengerjakan pekerjaan di sawah atau ladang yang kasar dan sepi (stanza pertama). Sang ibu juga menyatakan bahwa janganlah anak-anak itu mengingat-ingat ibu dan belas kasihan ibu lag, sekalipun di saat anak-anak itu menghadapi siksaan atau cambukan keras dari sang majikan. Karena ingatan atau pengharapan itu adalah sia-sia belaka (stanza kedua). sang ibu itu juga mengingatkan janganlah nak-anaknya mengingat dan mengharap sebuah sambutan hangat dari keluarga, ibu, ayah, dan saudara lagi, karena hal itu tidaklah mungkin terjadi. Perbudakan yang menyebabkan ini semua sehingga mereka berpisah dan harus berjuang sendiri dalam hidup masing-masing (stanza ketiga). Sang ibu juga mengatakan bahwa anak-anak itu harus mengatahui keberadaannya nanti di tempat yang baru. Mereka akan menyatu dengan pekerjaannya saja. Masa anak-anak mereka akan dinikmati atau dihabiskan dengan kondisi pekerjaan. Mereka akan menyatu dengan kondisi alam tempat mereka bekerja berupa rice swamp dank and lone itu (stanza keempat).
Stanza berikutnya pun mempertegas pernyataan sang ibu kepada anak-anaknya bahwa hanyalah kematian yang akan mengubah kondisi mereka dari kenyataan perbudakan itu. Maka itu sang ibu menyatakan supaya jangan takut mati. Kematian adalah sebuah pengharapan bagi para budak, untuk mendapatkan kebebasan dan lepas dari siksaan. Perbudakan telah usai ketika budak telah mati. Itulah keyakinan para budak dan tergambar pada stanza kelima). Dalam stanza keenam, John Whittier kemudian mempertegas kepasrahannya bahwa kepada Tuhan-lah semua berserah diri dan meyakini tentang adanya pertolongan Tuhan demi sebuah perubahan.
Yang menarik dalam puisi ini adalah pernyataan yang sama di setiap baris terakhir setiap stnza, yaitu “woe is me, my stolen daughters!” . Pernyataan ini menggambarkan bahwa yang menjadi tempat kesalahan atau musuh sebenarnya untuk anak-anak itu adalah ibunya sendiri. Mengapa demikian? Karena ibunyalah yang menyebabkan mereka lahir ke dunia sehingga menjadi budak. Apabila tidak dilahirkan, meka mereka tidak akan menjadi budak dan merasakan kejahatan perbudakan itu. Pernyataan ini adalah ungkapan kepasrahan dan kelemahan dari sang ibu.
Puisi ini sangat menyentuh dan sangat tepat sekali bagi John Whittier di dalam membangkitkan sentimen anti-perbudakan masyarakat Amerika.
The Farewell
Of A Virginia Slave Mother To Her Daughters Sold Into Southern Bondage
Gone, gone, -- sold and gone
To the rice-swamp dank and lone.
Where the slave-whip ceaseless swings
Where the noisome insect stings
Where the fever demon strews
Poison with the falling dews
Where the sickly sunbeams glare
Through the hot and misty air;
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone
To the rice-swamp dank and lone
There no mother's eye is near them,
There no mother's ear can hear them;
Never, when the torturing lash
Seams their back with many a gash
Shall a mother's kindness bless them
Or a mother's arms caress them.
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
Oh, when weary, sad, and slow,
From the fields at night they go
Faint with toil, and racked with pain
To their cheerless homes again,
There no brother's voice shall greet them
There no father's welcome meet them.
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone
From the tree whose shadow lay
On their childhood's place of play;
From the cool sprmg where they drank;
Rock, and hill, and rivulet bank;
From the solemn house of prayer,
And the holy counsels there;
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone;
Toiling through the weary day,
And at night the spoiler's prey.
Oh, that they had earlier died,
Sleeping calmly, side by side,
Where the tyrant's power is o'er
And the fetter galls no more!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone;
From Virginia's hills and waters
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone;
By the holy love He beareth;
By the bruised reed He spareth;
Oh, may He, to whom alone
All their cruel wrongs are known,
Still their hope and refuge prove,
With a more than mother's love.
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Kata kunci: puisi, perbudakan, perdagangan budak, anti-perbudakn, dan sebagainya.
Dalam puisi ini, John Whittier menceritakan ungkapan bathin seorang ibu budak (kaum Negro) yang tidak kuasa di dalam mempertahankan anak-anaknya dari upaya perdagangan budak. Ketidak-kuasaannya mempertahankan anak-anaknya ini disebabkan oleh tidak adanya hak dan kebebasan hidup (HAM) yang dimiliki oleh seorang ibu itu. dia hanyalah seorang budak. Budak berarti hanya sebagai property majikannya (kaum kulit putih). Pada kondisi ini, perdagangan budak amat sangat tidak manusiawi atau tidak berperasaan sedikit pun. Budak hanyalah ibarat seperti binatang peliharaan.
Seorang ibu budak ini hanya mampu berkata kepada anak-anaknya, seperti yang diwakilkan oleh John Whittier di dalam puisi tersbeut, supaya mereka “pergi dan pergilah”, dan mengikuti apa yang diminta oleh para majikan. Anak-anaknya yang dijual itu diminta untuk menahan semua siksaan, berupa cambukan yang tidak berhenti-henti, pemaksaan dan perlakuan sewenang-wenang dari majikan-majikan mereka, mengerjakan pekerjaan di sawah atau ladang yang kasar dan sepi (stanza pertama). Sang ibu juga menyatakan bahwa janganlah anak-anak itu mengingat-ingat ibu dan belas kasihan ibu lag, sekalipun di saat anak-anak itu menghadapi siksaan atau cambukan keras dari sang majikan. Karena ingatan atau pengharapan itu adalah sia-sia belaka (stanza kedua). sang ibu itu juga mengingatkan janganlah nak-anaknya mengingat dan mengharap sebuah sambutan hangat dari keluarga, ibu, ayah, dan saudara lagi, karena hal itu tidaklah mungkin terjadi. Perbudakan yang menyebabkan ini semua sehingga mereka berpisah dan harus berjuang sendiri dalam hidup masing-masing (stanza ketiga). Sang ibu juga mengatakan bahwa anak-anak itu harus mengatahui keberadaannya nanti di tempat yang baru. Mereka akan menyatu dengan pekerjaannya saja. Masa anak-anak mereka akan dinikmati atau dihabiskan dengan kondisi pekerjaan. Mereka akan menyatu dengan kondisi alam tempat mereka bekerja berupa rice swamp dank and lone itu (stanza keempat).
Stanza berikutnya pun mempertegas pernyataan sang ibu kepada anak-anaknya bahwa hanyalah kematian yang akan mengubah kondisi mereka dari kenyataan perbudakan itu. Maka itu sang ibu menyatakan supaya jangan takut mati. Kematian adalah sebuah pengharapan bagi para budak, untuk mendapatkan kebebasan dan lepas dari siksaan. Perbudakan telah usai ketika budak telah mati. Itulah keyakinan para budak dan tergambar pada stanza kelima). Dalam stanza keenam, John Whittier kemudian mempertegas kepasrahannya bahwa kepada Tuhan-lah semua berserah diri dan meyakini tentang adanya pertolongan Tuhan demi sebuah perubahan.
Yang menarik dalam puisi ini adalah pernyataan yang sama di setiap baris terakhir setiap stnza, yaitu “woe is me, my stolen daughters!” . Pernyataan ini menggambarkan bahwa yang menjadi tempat kesalahan atau musuh sebenarnya untuk anak-anak itu adalah ibunya sendiri. Mengapa demikian? Karena ibunyalah yang menyebabkan mereka lahir ke dunia sehingga menjadi budak. Apabila tidak dilahirkan, meka mereka tidak akan menjadi budak dan merasakan kejahatan perbudakan itu. Pernyataan ini adalah ungkapan kepasrahan dan kelemahan dari sang ibu.
Puisi ini sangat menyentuh dan sangat tepat sekali bagi John Whittier di dalam membangkitkan sentimen anti-perbudakan masyarakat Amerika.
The Farewell
Of A Virginia Slave Mother To Her Daughters Sold Into Southern Bondage
Gone, gone, -- sold and gone
To the rice-swamp dank and lone.
Where the slave-whip ceaseless swings
Where the noisome insect stings
Where the fever demon strews
Poison with the falling dews
Where the sickly sunbeams glare
Through the hot and misty air;
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone
To the rice-swamp dank and lone
There no mother's eye is near them,
There no mother's ear can hear them;
Never, when the torturing lash
Seams their back with many a gash
Shall a mother's kindness bless them
Or a mother's arms caress them.
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
Oh, when weary, sad, and slow,
From the fields at night they go
Faint with toil, and racked with pain
To their cheerless homes again,
There no brother's voice shall greet them
There no father's welcome meet them.
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone
From the tree whose shadow lay
On their childhood's place of play;
From the cool sprmg where they drank;
Rock, and hill, and rivulet bank;
From the solemn house of prayer,
And the holy counsels there;
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone;
Toiling through the weary day,
And at night the spoiler's prey.
Oh, that they had earlier died,
Sleeping calmly, side by side,
Where the tyrant's power is o'er
And the fetter galls no more!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone;
From Virginia's hills and waters
Woe is me, my stolen daughters!
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone;
By the holy love He beareth;
By the bruised reed He spareth;
Oh, may He, to whom alone
All their cruel wrongs are known,
Still their hope and refuge prove,
With a more than mother's love.
Gone, gone, -- sold and gone,
To the rice-swamp dank and lone,
From Virginia's hills and waters;
Woe is me, my stolen daughters!
Kata kunci: puisi, perbudakan, perdagangan budak, anti-perbudakn, dan sebagainya.
“THE FAREWELL OF A VIRGINIA SLAVE MOTHER TO HER DAUGHTERS, SOLD INTO SOUTHERN BONDAGE”: PUISI KARYA JOHN GREENLEAF WHITTIER
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Maret 02, 2018
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar