DI MANA GUNUNG SAMALAS ITU?


Berita tentang Penemuan Meletusnya Gunung Samalas, sebagaimana diberitakan hari ini oleh republikaonline, cukup menghebohkan sekaligus membawa kabar baik bagi peradaban bangsa Sasak. Berita ini mendapat pembenaran dari sejumlah link web seperti www.wird/wirescience/2013/09.com dan www.news.nationalgeographic.com sebagaimana terposting di thread status saya sebelumnya. Betapa tidak, penemuan yang ditemukan oleh Franck Lavigne (seorang vulkanolog dari Perancis) dan diterbitkan di "Proceeding of the National Academy of Sciences" ini menyebutkan bahwa ternyata letusan Gunung Samalsa melebihi kedahsyatan letusan Gunung Krakatau ataupun Gunung Tambora. Disebutkan bahwa letusan Gunung Samalas ini 8 kali lebih besar daripada letusan Gunung Krakatau (1883) dan 2 kali lebih besar daripada letusan Gunung Tambora (1815). Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada tahun 1257, diperkirakan sekitar bulan Mei atau Oktober tahun itu, iklim benua Eropa tiba-tiba berubah seketika akibat letusan mahadahsyat ini.

Pertanyaannya kemudian, di mana Gunung Samalas itu? Apakah Gunung Samalas benar berada di pulau Lombok atau di pulau Sumbawa?Apakah Gunung Samalas adalah Gunung Rinjani atau bagian dari Gunung Rinjani? Sejumlah pertanyaan ini muncul di benak saya karena sejumlah pihak ternyata masih meragukan pemberitaan tersebut khususnya terkait dengan keberadaan gunung tersebut yang berada di Lombok. 

Beberapa saat, saya pun larut dalam keraguan soal benar tidaknya hal ini, meskipun memang republikaonline secara jelas menyebutkan Gunung Samalas ini berada di Lombok. Masih dalam keraguan ini, saya lantas mencoba membuka sebuah link terkait dengan berita ini dan akhirnya saya menemukan kabar bahwa Gunung Samalas itu memang berada di Lombok, dan merupakan bagian dari Gunung Rinjani. Berikut link ini menyebutkan: “....[B]ut the evidence points to an ancestral volcano that Lavigne and others calls Samalas (much like Mazama precedes Crater Lake), part of Rinjani volcanic complex on Lombok. The current active cone of the modern Rinjani complex is Barujari cone within the caldera, a small cinder cone within the Segara Anak caldera”.

awaban dari link tersebut diperkuat lagi dengan fakta-fakta literer yang saya temukan dalam "Babad Lombok' yang sudah dibukukan atau diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud (1994). Disebutkan oleh abad ini yaitu bahwa Gunung Samalas itu ada di Lombok seperti terlihat pada Pupuh 271 s/d Pupuh 284, dengan disebutkan nama-nama lokasi dan daerah seperti: Gunung Rinjani, Pamatan Lombok, Leneng (Lenek), Jeringo, Samulia, Sembalun, Tana’ Bea’, dan sebagainya. 

Adapun penggambaran terjadinya letusan dahsyat tersebut dalam "Babad Lombok" adalah:

"Nalika hing mangsa hika, Sang Hyang Suksma murka hing mahluk neki, tengah dalu rawuh hipun, hudan nangin ributan, sakweh kayu watu gunung pada rubuh, gentuh batu halalabr, dar saking luhur wukir" (Tatkala zaman itu, Tuhan murka kepada makhluk-Nya, tengah malam datangnya, hujan dan angin taufan, semua kayu dan batu gunung rubuh, longsoran batu membanjir, melanda dari puncak bukit, Pupuh 273)

"Gunung Rinjani kularat, miwah Gunung Samalas rakrak, balabur wat gumruh, tibeng desa Pamatan, yata kanyut bale halang parubuh, kurambanging sagara, wong ngipun halong kang mati" (Gunung Rinjani longsor dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, jatuh di desa Pamatan, lalu hanyut rumah Lumpur rubuh, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati, Pupuh 274).

"Pitung dina lami nira, gentuh hiku hangebeki pertiwi, ging leneng hadampar, hanerus maring batu dendeng kang hanyut, wong ngipun kabeh hing paliya, saweneh munggah hing ngukir" (Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng (Lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit, Pupuh 275).

Berdasarkan fakta-fakta ini, akhirnya terjawablah sudah bahwa Gunung Samalas dimaksud adalah bagian gunung atau merupakan Gunung Rinjani itu sendiri dan tentunya berada di pulau Lombok. Tentu, hal ini bukan berarti menjadi fakta yang menjadi harga mati buat kita semua. Akan tetapi, paling tidak, data ini bisa kita pegang untuk merekonstruksi pengetahuan kita terkait persoalan peradaban Sasak yang masih dalam “misteri”. Dengan perkataan lain, fakta ini minimal dapat menjadi kunci pembuka Kotak Pandora tentang Sasak Masa Lampau. Semoga bermanfaat. 

Yogyakarta, 1 Oktober 2013
DI MANA GUNUNG SAMALAS ITU? DI MANA GUNUNG SAMALAS ITU? Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on Maret 21, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.