QUICK COUNT: Sang Penguasa!
oleh: H. Nuriadi Sayip
Quick Count ini memang raja saat ini
Belum belum hasil pasti terselesaikan penghitungannya, dia sdh secara jelas dan tegas mengumumkan ke publik bahwa yang menang kontestasi adalah calon tertentu.
Benar adanya, bahwa metode yang diterapkannya sudah teruji secara ilmiah. Tapi, yang namanya "ilmiah" masih dalam tataran kadar perhitungan matematis positifistik. Yang tidak menutup kemungkinan, memunculkan anomali dalam proses perhitungannya plus melibatkan "tangan-tangan jahil" di belakang layar permainan. Plus, satu hal lagi, konteks keilmiahan Quick Count ini sama sekali tidak mempertimbangkan kekuatan Tuhan di balik itu semua.
Yang menarik kemudian adalah, bukan soal kemampuannya di dalam proses penghitungan cepat secara ilmiah dimaksud.
Akan tetapi, kehadiran Quick Count tersebut sudah mampu "MENGHEGEMONI" (baca: menguasai) alam mental pikiran publik bahwa yang menang adalah pasangan calon (paslon) tertentu itu. Hegemoni, dalam semantiknya, sebenarnya selalu menyaran pada makna yang negatif, bukanlah sama sekali positif.
Akibatnya, apabila publik (masyarakat) sudah dikuasai/dihegemoni secara mental, maka rujukan kebenaran atas surveinyalah yang satu-satunya benar. Quick Count menjadi satu-satunya "kiblat" yang tak terbantahkan.
Jika demikian adanya, maka sejatinya publik sudah "terkontaminasi alam pikirnya", jika tidak boleh mengatakan bahwa publik sudah "dijajah". Sadar atau tidak. Akibatnya, publik tentu akan menihilkan dan menegasikan kebenaran Hitungan Manual (Manual Count/Real Count) jika hasil penghitungan model yang terakhir ini tidak sejalan atau sesuai dengan hasil Quick Coint yang nyata-nyata masih tahap prediksi, meskipun prediksi yang ilmiah.
Demikianlah, kenyataan dunia pemilu saat ini. Selamat datang ke zaman prediksi ilmiah yang bernama Quick Count, Saudara! Jangan lupa menikmati menu-menu hegemoni nan serba canggih.
Mataram, 27 Juni 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar