Detik demi detik terus berjalan
Seirama gelinding roda mobil itu melindas
Senyum itu beriris tipis
Melipat-lipat kata menjadi roti yang engkau kunyah
Mata berbinar di balik kaca mata lamamu
Dua menit kini!
Semua baru. Suasana baru. Cuaca cerah. Berlari-lari tanpa sabar merasuk ke jiwaku
Engkau kini memang terbang. Telah berdansa di atas awan Orlando.
Empat menit sudah!
Engkau kini bukanlah kupu-kupu.
Tapi telah menjadi Elang yang bulunya lembut selembut kapas Rinjani.
Aha! Roda itu berhenti. Minuman air kelapamu menipis.
Namun bahana rasa masih terkekap dalam bingkai asa.
Lima menit sudah!
Biarlah angin meniupmu, adindaku
Karena angin akan selamanya menjunjung kodratmu sebagai insan yang memapah amora
Dan aku tetap menatapmu tanpa bosan. Engkau adalah Natasha Steele dalam wujud yang suci.
Astaga! lima menit telah berlalu!
Aku terkunci sendiri dalam sepi yang ditumpuk suara matinya teleponmu.
Mataram, 19 Oktober 2021
LIMA MENIT
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Oktober 19, 2021
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar