THE JOURNAL OF JOHN WOOLMAN

 
John Woolman (1720-1772) menerbitkan karya jurnalnya ini pertama kali pada tahun 1774. Karyanya mendapat antusiasme dari pembacanya yang telah mengalami penerbitan paling panjang setelah penerbitan Bible di Amerika pada era tersebut. Karyanya ini menawarkan gambaran tentang seseorang yang menjalani kesederhanaan, kebersahajaan, dan kebaikan kepada sejumlah pihak, atau kelompok masyarakat yang ada di Amerika pada abad ke-18. Jurnalnya ini terdiri atas 12 Bab yang sebenarnya menceritakan sejumlah pemikiran, tindakan dan pengalaman yang dilakukan oleh John Woolman sendiri ketika melakukan perjalanan khususnya sebagai seorang minister ke sejumlah tempat di wilayah Amerika khususnya sejak dia berusia tiga puluh enam tahun . Untuk itu, karyanya ini berjudul the Journal of John Woolman.

Pemikiran pokok John Woolman yang tercermin di dalam jurnalnya ini adalah persaudaraan (brotherhood) bagi seluruh manusia bukanlah sesuatu yang bersifat ideal, tetapi merupakan sesuatu yang harus direalitaskan. Terkait dengan hal ini, tindakan-tindakan tidak adil terhadap kaum-kaum minoritas atau yang ternegasikan oleh kaum kulit putih di Amerika merupakan fenomena yang menjadi perhatian utama John Woolman sebagai seorang Quakers maupun sebagai seorang pemuka dan intelektual agama.

Pada bab pertama, John Woolman menceritakan tentang kelahiran atau latar belakang kehidupannya termasuk tentang kondisi keluarganya dan aktifitas-aktifitas yang akhirnya menginspirasikannya menjadi seorang Quaker. Pada sisi ini, dia mulai bergelut di dalam pembelajaran atas Kitab Suci sehingga dia merasakan inspirsi Tuhan berupa the Inner Light itu. Pada bab ini, dia pun sudah memahami atau bersikap bahwa perbudakan atau pemeliharaan budak merupakan tindakan yang tidak benar. Sikap atau pemikirannya ini kemudian terlihat sebagai bagian utama pada bab-bab berikutnya.

Bab dua menceritakan tentang perjalanan (journey)-nya dalam rangka kunjungan misi keagamaan ke East Jersey, yang dilanjutkan ke wilayah Pennsylvania, Maryland, Virginia, dan North Carolina. Perjalanan ketiga dan keempatnya yang diceritakan dalam bab ini adalah menuju New York, Long Island, New England. Serta perjalanan kelimanya ke wlayah Eastern Shore wilayah bagian Maryland dan kemudian ke Delaware. Dalam perjalanan-perjalanannya ini adalah ditujukan untuk menyebarkan ajaran Quakerisme di samping memberikan pemahaman kepada kelompok masyarakat yang ditemuinya tentang kejahatan dan atau kesalah perbudakan yang dijalani oleh masyarakat Amerika, termasuk kaum Quakers sendiri.

Bab tiga menceritakan tentang pernikahannya, meninggalnya ayah tercintanya, serta perjalanan-perjalanan ke bagian New Jersey, kemudian ke Pennsylvania dan ke Long Island. Di dalam perjalanannya ini, dia menunjukkan pemikirannya tentang consideration on keeping negroes, penolakannya terhadap perniagaan budak, serta sikapnya yang menolak minum-minuman keras. Kemudian Bab empat menceritakan perjalanannya melakukan kunjungan ke temannya di Burlington, ke Pennsylvania, Maryland, Virginia, dan North Carolina. Dalam perjalanannya ini, dia memberikan pemikiran kepada teman dan orang-orang perihal mengapa perbudakan dianggap bertentangan secara ajaran agama. Hal yang sama dia lakukan ketika dia melanjutkan perjalanannya ke wilayah New Garden dan Crane Creek dalam rangka menemui temannya, sesama Quakers.

Bab lima mengungkapkan ketidak setujuannya terhadap pemberlakuan pajak kepada kaum Indian yang diperangi. Di samping itu, dia pun dalam bab ini menceritakan pengalamannya menghadiri acara Yearly Meeting di Philadelphia. Dia juga melakukan perjalanan melakukan kunjungan kepada temannya sesama Quakers di wilayah Pennsylvania bersama-sama dengan temannya Benjamin Jones, yang sebelumnya menghadir acara Monthly, Quarterly, dan Yearly Meeting di wilayah Philadelphia. Di sini, Woolman mengungkapkan rasa ketidak-setujuannya atas perbudakan dan perdgangan budak sehingga dia bermaksud melakukan petisi kepada dewan. Bab enam juga menceritakan perjalanannya ke beberapa wilayah di Amerika dalam rangka menyebarkan ajaran Quakerisme kepada kelompok masyarakat yang menerapkan perbudakan di samping menghadiri Meetings for Discipline di wilayah Salem.

Bab tujuh menceritakan perjalanan kunjungan yang dilakukan John Woolman ke Long Island Rhode Island bersama dengan temannya, Samuel Eastburn. Kembali di sini, John Woolman menyatakan ketidak setujuannya terhadap praktek perdagangan budak. Bagi dia, perbudakan di Amerika sebenarnya dipicu atau didorong oleh praktek perdagangan budak yang begitu marak. Dia mengungkapkan gerak tubuh dan perasaannya yang sangat tidak setuju atas praktek ini. Oleh karena itu, dia pun bermaksud mengadukan kenyataan ini kepada Legislatur. Sementara itu, pada bab kedelapan, John Woolman melakukan perjalanan ke wilayah Shrewbury dan Squan, serta menerbitkan bagian ke-2 dari esainya yang sangat terkenal yang berjudul Considerations on keeping Negroes. Di samping itu, dia melakukan kunjungan ke wilayah Wehaloosing di mana dia melakukan kontak dengan kaum Indian. Pada kesempatan ini, dia menjalin hubungan keakraban dengan kaum Indian, yang merupakan cerminan atas sikap kemanusiaan atau egalitarian yang ditanamkan melalui ajaran Quakerisme di dalam dirinya.

Bab kesembilan menceritkan perjalanan John Woolman ke Mansfield dan Burlington, dan bertemu dengan kelompok masyarakat Quakers (Friends) di sana. Dia juga melakukan diskusi keagamaan dengan teman-temannya. Pada intinya adalah Quakerisme merupakan ajaran yang mengembangkan humanitarianisme atau universalisme kepada umat manusia seluruhnya, lepas dari perbedaan-perbedaan yang ada. Bab kesepuluh menceritkan kondisinya yang sudah mulai sakit-sakitan serta melakukan perjalanan ke sejumlah komunitas kaum Quakers di wilayah West Indies. Bab kesebelas menceritakan perjalanannya naik kapal menuju London Inggris. Di sini dalam perjalanannya ini dia melakukan pembelajran tentang perjalanan laut serta pemikiran-pemikiran atas terjadinya badai yang dialami kapal yang ditumpangi John Woolman dalam perjalanan itu. Pemikiran-pemikiran itu tentu berkaitan dengan kebesaran Tuhan kepada manusia. Yang terakhir bab kedua belas menceritakan pengalaman yang dilakukan John Woolman di London Inggris, khususnya kehadirannya dalam Yearly Meeting di kota tersebut. Di sini terlihat sekali bagaimana dia merasakan puncak ketaatannya sebagai seorang Quaker. Dia sudah merasa seakan menyatu dengan kekuatan Tuhan dalam dirinya.

Kata kunci: jurnal, perjalanan, Quakers, perbudakan, anti-perbudakan, hubungan dengan Indian.
THE JOURNAL OF JOHN WOOLMAN THE JOURNAL OF JOHN WOOLMAN Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on Februari 22, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.