Kalau George Fox mengajari pengikutnya
Bahwa di dalam jiwa setiap manusia
Ada bias Tuhan yang tanpa jemu mampir menyapa,
maka aku hendak mengajari dirimu, adikku!
bahwa Tuhan ada di mana-mana yang membias lepas sebagai sunatullah literer dan alamiah yang tanpa batas untuk ditimba;
Kalau William Penn berteriak "No Cross, No Crown"
tatkala Pennsylvania hendak ia dirikan dahulu
dengan semangat suci Holy Experiment-nya,
maka aku berkoar kepada setiap organmu, adikku!
tentang ketiada-berdayaan kita dalam menamai KebesaranNya
namun tidak sepatutnya menyerah untuk merangkai bunga kebangsaan kita yang belum terdefinisikan;
Kalau John Woolman berkeliling ke pelosok daratan Amerika
tanpa jemu, tanpa lelah, tanpa pamrih
untuk mengkampanyekan bahwa pembudakan itu adalah dosa
maka ijinkan aku berkelana sendiri di sepanjang siang dan kelam
untuk menegaskan kepada diriku dan dirimu, adikku!
bahwa pembudakan diri dalam mengejar ilmu
adalah sebuah kebajikan yang selalu direstui ibu renta kita;
Kalau John Whittier berkoar-koar di media massa
dengan untaian-untaian puisi yang indah dan menggugah
tentang kemanusiaan yang terkungkung arogansi penguasa
maka, sekali lagi, ijinkan aku untuk merangkai kata di wall-mu
sembari mencoba menjumput residu niat dan semangatmu
yang sejak kemarin disapu angin musim hujan yang makin liar;
Kalau Lucretia Mott bersedia menjadi sumur inspirasi
bagi tokoh penggerak feminis yang agung, Cady Stanton
seketika mereka diusir dari pertemuan besar di Inggris,
maka, wahai engkau, adikku yang tergalaukan oleh ambisi kahanan
aku memintamu dengan kerendahan hati sungguh
untuk memejamkan mata lalu membuka hati lembutmu
dan melihat sosok ibunda sebagai inspirasi hidup tanpa batas.
#DeKalb, Illinois, Malam ini 1 Desember 2012#
Puisi: UNTUK ADIKKU NUN JAUH DI SANA
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
Januari 16, 2018
Rating:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar