Puisi: MISKIN

 
Kurasakan suasana miskin
Yang sesungguhnya kini
Hingga kata-kata pun aku tak punya
Semuanya adalah pinjaman
Melekat pada jiwaku
Merona-rona bagaikan sinar rembulan
Pada malam tanggal empat belas.

Ini semua karena engkau t'lah pergi
Pergi menggapai bintang Rowot
Yang begitu mahal tampak
Begitu jumawa beraksi
Ketika langit mencerah rekah
Aku sendiri fakir membisu.

Kemiskinan tak ubahnya penyakit
Yang datang tiba-tiba
Seenaknya tanpa adat
Aku tak kuasa menolak
Aku tak mampu menghadang
Aku terkesiap dalan gerak lemah kalah
Otakku susut, bibirku katup, lidahku beku.

Meski begitu, sebagai manusia biasa
Aku masih bersyukur
Karena mataku bisa berkedip
Karena bathinku bisa berucap:
"La haula walaa kuwwata illa billah"
Sehingga nafasku bisa mendenguskan
Kejujuran sebagai seorang hamba
Hingga kemiskinan ini terasa
Sebagai nikmat yang sejati.

Mataram, 14 Desember 2017
Puisi: MISKIN Puisi: MISKIN Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on Desember 16, 2017 Rating: 5

Post Comments

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.