Yang membiaskan rasa pada jiwamu
Sehingga aku berani mentasbihkan kamu
Sebesar mana ikhlasnya matahari pada alam?
Sebening apa sinaran rembulan pada malam?
: Aku tidak tahu
: Aku tidak kuasa
: Aku tidak berdaya
Karena itu, aku menjadi semakin asing pada diriku
Karena itu, aku menjadi merasa besar laksana gunung
Karena itu, aku menjadi terlena dalam rema kepekatanku
Sepanjang waktu kemudian, entah aku harus berkata apa
Kecuali mulutku tercekat dalam bahasa ‘memuja’
Ucapanku melesap bagai busur panah tanpa rasio mengdominasi
Cintamu telah merasuki urat nadi langkah dan jingkrakku
Walau aku sebenarnya sangat menyadari
Bahwa aku di antara gelombang yang tak henti berdansa
: Aku semakin ragu
: Aku semakin malu
: Aku semakin lugu
Namun, aku meyakini bahwa kau memang tulus
Setulus angin mengalahkan panas yang terik sepanjang siang
Namun, aku mengakui bahwa kau memang hebat
Sehebat bumi yang tiada henti berputar dalam ketaatannya pada sunahnya
Itu semua karena rasamu yang bening mengakarkan bunga cinta
Sungguh, cintamu telah menyadarkan arti Rahman
Aku melihat Tuhan padamu, Sayang.
La Resort, 14 Januari 2016
Puisi: CINTA YANG MENYADARKAN
Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum
on
November 10, 2017
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar