VIGILANTISME


Istilah keren ini meruyak terkenal akhir-akhir ini seiring terjadinya kasus kekerasan FPI di Kendal beberapa hari lalu. FPI adalah kelompok vigilan, begitu kira-kira. Istilah ini berakar kata "vigilante" yang secara etimologis berasal dari bahasa Latin yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Inggris, dan sedikit demi sedikit mulai diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Sama dengan makna dalam bahasa aslinya, dalam bahasa Inggris istilah “vigilante” berarti “one who takes or advocates the taking of law enforcement into one’s own hands”. Maka itu vigilantisme kemudian dimaknai sebagai suatu sikap, upaya, metode, ataupun pandangan untuk mengadvokasi dan melakukan penegakan hukum sendiri. Secara lebih konkret, istilah ini mengacu pada hal yang mengarah kepada upaya main hakim sendiri oleh kelompok terorganisir tertentu tanpa menghiraukan sistem hukum yang ada.

Terkait dengan soal vigilantisme yang dimotori oleh FPI itu, paling tidak terdapat dua pendapat yang dimunculkan oleh sejumlah pengamat di media perihal sebab-musabab mengapa sikap vigilantisme muncul. Kedua pendapat itu, menariknya, cenderung menyalahkan keberadaan institusi negara. Kedua pendapat itu adalah, pertama, negara terlalu lemah dan tidak tegas, bahkan cenderung membiarkan, terhadap munculnya gerakan vigilantisme ini. Kedua, negara telah abai di dalam mensikapi persoalan-persoalan sosial tertentu sehingga hal ini mendorong kelompok tertentu merasa terpanggil untuk menegakkan hukum sendiri dengan dasar pembenaran tertentu. 

Akan tetapi, patut dipertimbangkan juga bahwa vigilantisme, jika dipahami sebagai sebuah gerakan massa yang sengaja diorganisir untuk melakukan tindakan main hakim sendiri, sebenarnya disebabkan oleh "cara berpikir" masyarakat kita yang sudah mendarah daging. Cara berpikir yang bagaimana? Yaitu mereka memandang bahwa pola ini merupakan cara yang paling praktis, efisien, efektif, dan memuaskan untuk mengatasi persoalan. Dengan demikian, vigilantisme merupakan sebenarnya soal BUDAYA. Ini adalah "konstruksi nalar"masyarakat kita, bukan semata-mata abai atau lemahnya negara! Bagaimana menurut Anda? 

#CATATAN SIANG BOLONG
VIGILANTISME VIGILANTISME Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on November 10, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.