Puisi: KAU SAHABAT


......
Kau selalu membawa bunga cerita
Kau acap memberi rupa-rupa warta
Kau kadang datang pada tiap ubah kala
Supaya aku terbuai dengan ketergantungan
Supaya aku terlelap dalam kehangatan
Raga yang tersaput embun pagi pergaulan
Sembari nuraniku terantuk pada pertanyaan:
Apakah kau sahabat?

Kau berusaha memberi kejutan
Saat aku enggan bersenggama dengan kedirian
Yang acap diacak oleh merpati kegenitan
Kau berusaha menyuguhkan madu tandu
Supaya jiwaku berselimutkan kain beludru
Kau berseru tatkala mataku berkedipan
Supaya aku terbias lepas dari sebuah pikiran:
Apakah kau sahabat?

Kau masih berdiri di tepi mimpi
Yang di bawahnya ada rongga gulita sunyi
Dan mukamu berupaya terlihat terus tulus
Sambil regangkan selendang berwarna-warni,
Masih, kau tetap melambai demi terus diikuti
Menuju liang yang kau bongkar pasang siang tadi
Serta terlelap aku dalam kealpaan untuk bertanya:
Apakah kau sahabat?

Tapi tidak! Aku tidak hendak!
Karena kau akan membawaku menuju langit biru
Yang senang bergelimang dengan tipuan warna;
Sungguh nian! Aku masih setia pada tegapku
Bahwa orang terdekatku adalah nuraniku;
Dan kau sahabat? Iya, masih dalam kata tapi:
Fisik bukan hati yang bertali ilahi
Bisa datang dan pergi, berubah ragam dan segi.

Mataram, November 2008, direvisi di Jogjakarta Juni 2011
Puisi: KAU SAHABAT Puisi: KAU SAHABAT Reviewed by Prof. Dr. H. Nuriadi Sayip S.S., M.Hum on November 10, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.